Pernahkah
Anda bertepuk sebelah tangan? Atau jangan-jangan sekarang Anda sedang bertepuk
sebelah tangan? Just kidding. Bagi
yang belum pernah mengalaminya, semoga Anda tidak akan pernah mencicipi hal
yang satu itu! Aamiin ….
Tentunya,
awalnya siapapun tak rela jika harus mengalaminya. Gimana harus ikhlas di depan, kalau yang ditawarkan cuma malu,
sedih, kecewa, pahit, galau, bahkan si mutiara bening pengen menetes melulu setiap kali teringat akannya. Jiaahhhh. Menyebalkan banget. But, life must go on. He’s not the only guy
on the Earth. Hidup kita bukan hanya untuk dia. Masa depan kita juga bukan
di tangan dia.
Frankly, I have
just recovered from receiving no love in return. Butuh waktu sekitar
sebulan untuk benar-benar recovery.
Lama banget ternyata. Tapi, that’s no big problem. Toh, akhirnya itu
membuatku mau belajar menulis dan berbagi tips ketika cinta bertepuk sebelah
tangan. Well, check them out.
1. Don’t blame yourself
Bukan salah kita
koq, kalau kita harus suka sama cowok.
Orang lain mungkin akan bilang, “Kamu kan udah
tahu kalau dia gak punya perasaan
khusus ke kamu. Kamu aja yang
menyulut api.” Tapi yang namanya perasaan, akan datang dengan sendirinya, tak
terduga.
2. Menyakinkan
diri bahwa bertepuk sebelah tangan bukanlah hal yang eternal
Di dunia ini,
tidak ada yang kekal. Begitupun dengan perasaan kita. Jika saat ini kita masih
benar-benar mengharapkan dia, besok, lusa, minggu depan, atau nanti yang akan
datang, perasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Tentunya, perasaan itu akan
menghilang berkat bantuan usaha kita. Usaha kita yang nggak perlu lagi memupuk perasaan itu.
3. Be sure. Akan ada manfaat yang tengah
menanti
Kita pasti dapat
‘sesuatu’ dari peristiwa ini. Misalnya, karena suka sama si X, kita jadi aktif
di kegiatan sosial atau kita jadi lebih rajin belajar. Atau jika nggak dapat apapun, setidaknya dengan
adanya peristiwa ini kita mendapat new
sad ending experience yang paling berharga yang akan menjadikan kita lebih
kuat dalam menghadapi liku-liku kehidupan.
4. Pandai-pandailah
memilih teman curhat
Mungkin bagi
orang lain, masalah kita yang bertepuk sebelah tangan ini nggak ada apa-apanya. B’coz mereka
berfikir di luar sana masih banyak yang lebih menderita. Itu benar. Dan logika
kita pun membenarkannya. So, kita
harus pandai memilih teman yang bisa diajak sharing.
Jangan sampai kita salah memilih teman curhat.
Misalnya, kita curhat ama teman cewek yang notabene si cowok yang udah bikin hati kita tuing-tuing suka ma teman kita. Kalau udah gini
jadi malah berabe. Ingat! Hidup yang kita jalani tak sepenuhnya indah seperti
yang ada di sinetron.
5. Tidak
perlu sengaja menjauhkan diri (secara fisik)
Ada yang bilang,
jarak bisa membantu melupakan. Tapi, bagi saya ratusan dan ribuan kilometer
jarak maupun jurang dan samudra memisahkan belum tentu mampu menghapus perasaan
kita. Teknologi komunikasi zaman sekarang udah
canggih. Ada YM, Skype, FB, WhatsApp, dll. Gimana bisa lupa kalau tiap hari
masih ngecekin wall FB dia? Pandai-pandai memanage
perasaan dan keinginan. Ok!
6. Catat
hal-hal yang terjadi sehingga suatu saat kita tidak berada di pihak yang
dipersalahkan
Friends, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di
kemudian hari. Satu atau dua tahun ke depan, mungkin kondisi kita masih sendiri
(Ya Rabb.… Jangan sampai hal ini terjadi padaku. Aamiin.), dan kemudian ada
teman yang tiba-tiba bilang, “Jodoh kamu tuh
sebenarnya ma dia. Liat rumah tangga dia! Dia nggak bahagia! Studinya berantakan!”
Jika kita sudah yakin bahwa kita bertepuk sebelah tangan, tidak usah malu untuk
mencatat hal-hal yang mendukung mengapa kita tidak perlu lagi mempertahankan
perasaan kita. For instance, dia suka
cewek yang lebih muda, body agak
padat berisi, berpendidikan sama dan status ekonomi dan sosial sama. Kalau kita
tidak memenuhi syarat tersebut, bukankah lebih baik mundur perlahan?
Lebih-lebih jika ternyata dia tidak lagi meluangkan waktunya buat kita. Dia
bisa meluangkan waktunya buat bersuka ria dengan teman-temannya. Tapi tidak
dengan kita. Padahal, sebelumnya sering. Karena jarak, dia tidak mau
menghubungi kita lebih dulu. Padahal sebelumnya dia yang sering ngontact kita duluan. So, catat aja yang kira-kira penting. Kasihan kan kalau otak kita harus
mengingat memori-memori itu? Dan hal itu akan menjadi bukti, bahwa kita tidak
pernah menyia-nyiakan dia. Tapi dia yang udah
nyia-nyiain kita.
7. Doing good things more and more
Jangan sampai
peristiwa ini membuat kita semakin terpuruk. Tunjukkan bahwa kita bisa survive much better than before. Luangkan
waktu untuk lebih membaikkan diri dan berbuat baik. Tingkatkan prestasi kerja
dan hubungan vertical dan horizontal. Bukankan berbuat baik itu
merupakan tabungan masa depan dunia akhirat?
Cukup
sekian tips dari saya. Semoga sudah tidak ada lagi segudang pertanyaan yang bergentayangan
di pikiran. Mengapa Allah harus memilih aku yang jadi korban cinta bertepuk
sebelah tangan? Bukan orang lain. Apa salahku? Well, seiring dengan berjalannya waktu dan usaha kita, semua itu
akan hilang. Dan yakinlah! Setiap cinta memiliki waktunya. Jika sekarang belum
saatnya, bersabarlah untuk yang lebih baik.
NugRä
Tidak ada komentar:
Posting Komentar